Breaking News

Thursday 12 January 2017

KULIAH SESI 4 :"PERBANDINGAN PEMBELAJARAN DI AUSTRALIA DENGAN DI INDONESIA"

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN DI AUSTRALIA DENGAN DI INDONESIA

Sistem Pendidikan Australia dan Indonesia sangat berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan karena beberapa faktor, antara lain: Sistem Pemerintahan, Tujuan Nasional Pendidikan, kondisi geografis, nilai yang dianut (termasuk agama dan keyakinan), serta harapan dari dunia pendidikan. Australia adalah negera federasi yang terdiri 7 negara bagian dan capital Territory, Canberra. Setiap negara memiliki sistem pendidikan sendiri mulai dari TK - SMA hingga PT. Pendidikan mulai dari TK - SMA menggunakan kurikulum berbasis kompetensi dengan sistem spiral.
Setiap negara bagian memiliki kurikulum yang berbeda dengan tetap memasukkan muatan kurikulum nasional yang ditetapkan oleh pemerintah federasi.. Muatan pokok kurikulum mulai dari SD - SMA hanya berisi maksimum 8 mata pelajaran seperti Maths, Science, Technology, Language (English), History, Civics, Sport, & elective studies (pilihan). Pilihannya boleh bahasa lain misalnya bhs Indonesia, China, France, German... dst. Isi kurikulum tersebut bersifat spiral artinya pokok bahasan yang sama disajikan di semua tingkatan kelas, tetapi cakupan dan kedalamannya berbeda. Contoh, bidang sains misalanya. Sejak kelas 1 SD anak-anak belajar tentang air. Konsep ini akan terus meraka pelajari hingga kelas 6. Tetapi cakupan dan kedalaman materianya beda. Guru di kelas akan memantau perkembangan anak dan penguasaannya tentang materi air tersebut, lalu menuliskannya dalam progress mereka.
Model, Strategi serta metode pembelajaran disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Sekolah adalah tempat anak belajar, berlatih dan bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 3 sore. Anak-anak tidak membawa PR ke rumah. PR pada umumnya adalah persiapan untuk proyek siswa. misalnya besok mereka akan mempelajari sistem reproduksi hewan di salah satu peternakan yang sudah disiapkan guru. Malamnya mereka membuat planning sesuai arahan guru di sekolah. Seluruh tugas belajar harus selesai di sekolah hari itu juga dan karena itu anak-anak harus menuliskan jurnal mereka jam pertama sampai jam terakhir. Guru membaca jurnal tersebut sebelum pulang ke rumah dan memberi catatan tentunya.
Semua mata pelajaran diperlakukan sama. Setiap hari anak-anak hanya belajar 2 atau 3 mata pelajaran saja. Dari jam 8 pagi hingga jam 3 sore. Banyak istirahat tentunya.
Mereka mengenal guru kelas dan guru bidang studi. Guru kelas untuk bidang-bidang selain Matematika, Sains dan Bahasa. Dari kelas 1 SD hingga kelas 6 SD. Tidak ada ujian tengah semester atau akhir semester.
Penilaian hasil belajar siswa dari proses dan produk. Tapi tidak diterjemahkan ke dalam angka atau huruf. Raport mereka bersifat deskripsi. Guru kelas meminta guru lain (matematika, sains, bahasa) untuk menyerahkan rekaman hasil belajar anak untuk dikompilasi oleh guru kelas. Lalu menjadi rapor anak. Bisa sampai 20 - 30 hal per semester.
Bila anak itu sudah berada di kelas V misalnya, tetapi masih ada konsep matematika yang lemah di kelas IV maka guru matematika kelas V tetap memberikan pelayanan materi kelas IV sampai anak itu benar-benar tuntas. Mereka menganut prinsip tidak ada anak yang ditinggalkan di belakang. Jadi sekalipun dia kelas VI bisa saja materi pelajarannya sebagian adalah materi kelas V. Disinilah guru berperan merubah metode atau pendekatannya sehingga anak yang ketinggalan segera bisa mengejar teman-temannya. Dalam hal ini, biasanya guru menambah jam belajar anak-anak yg ketinggalan selama 30 menit. Sistem ini terus berlangsung hingga SMP dan SMA. Tetapi di SMP dan SMA anak-anak sudah memperoleh nilai A,B,C,D. Siswa SMP yang cepat bisa mengambil mata pelajaran lanjutan di SMA dan siswa SMA yang mampu menyelesaikan mata pelajaran tertentu dapat melanjutkan mengambil mata kuliah di universitas yang mereka pilih. Tentu di kota itu juga. Inilah yang disebut Maju Berkelanjutan atau Self Pace .
Tentang guru, Guru yang paling lama pendidikannya adalah guru TK dan SD. Sebab mereka harus sarjana pendidikan terlebih dahulu. Lalu mengambil mata kuliah khusus seperti Linguistik, Matematika, Sains, Keterampilan Personal seperti menari, menyanyi, olah raga termasuk renang, dsb. Untuk guru SMP atau SMA, mereka adalah sarjana bidang tertentu selama 4 tahun. Lalu mengambil mata kuliah keguruan (pedagogik) selama 1 tahun. Guru hanya diangkat oleh pemerintah bila ada rekomendasi dari ketua program sarjana dan keguruannya. Bukan tes tertulis seperti di Indonesia. Maka, bila ada guru yang kualitasnya kurang, sekolah akan mengirimnya kembali ke program studinya untuk dilatih. 
Guru akan kembali berada di universitas sampai ketua program mengeluarkan surat rekomendasi kembali. Selanjutnya guru akan dimonitor oleh tim penjamin mutu dari pihak luar sekolah. Bila ada guru yang telah 2 kali dikembalikan ke universitas atas permintaan kepala sekolah. Maka guru tersebut akan diberhentikan untuk sementara atau tetap dan mengambil profesi lain. Karena itu Jurusan atau Program Studi benar-benar mengawasi kualitas lulusan mereka yang akan bekerja sebagai guru dan mempersiapkan materi lanjutan bila ada guru yang bermasalah. Kepala sekolah dan ketua program studi benar-benar bekerja sama untuk memantau kualitas guru yang mereka rekomendasikan. 
Pada umumnya guru senior di SD, SMP, dan SMA adalah dosen di PT untuk mempersiapkan guru berikutnya. Walaupun mereka bukan Dosen tetap, tetapi pengalaman mereka sebagai guru yang tidak dimiliki dosen, itu yang dinilai. Guru senior tersebut bila mereka telah berada di sekolah selama 10 tahun atau lebih dan memiliki reputasi sebagai guru yang baik. Guru senior dan dosen di kampus itulah yang mengembangkan berbagai model, strategi, metode atau pendekatan pembelajaran untuk diujicobakan di kelas-kelas atau sekolah tertentu.
Guru di Australia mulai dari guru SD, SMP atau SMA ketika diangkat menerima gaji sekitar 3000 dollar/bulan atau setara 30 juta rupiah. Guru senior bisa mencapai 4000 - 5000 dollar per bulan diluar tunjangan yang dihitung berdasarkan prestasi kerja. Karena prosentasenya dihitung setiap bulan oktober tahun berjalan.
Fasilitas sekolah sangat lengkap. Makin baru sekolah itu makin lengkap sarananya. Tapi biasanya sekolah tua memiliki kelebihan sendiri karena guru-gurunya yang sangat berpengalaman.
Bagaimana dengan dinas pendidikan? Guru adalah penanggujawab penuh prestasi dan kinerja guru. Kenaikan gaji dsb ditentukan oleh kepala sekolah. Dinas pendidikan hanya memberikan keputusan akhir akan dokumen yang diserahkan kepala sekolah. Karena itu, guru amat segan dan hormat kepada kepala sekolahnya. Makanya mereka disebut Principal. Kurikulum pendidikan dikerjakan oleh tim yang dibentuk pemerintah negara bagian yang terdiri dari akademisi, guru, dan wakil pemerintah.
Sekolah di Australia gratis kecuali sekolah swasta berbasis keagamaan seperti sekolah Islam, Katolik dsb. Orang tua biasanya diminta membantu sekolah jika ada kebutuhan yang mendesak. Misalnya sekolah ingin menambah bus sekolah atau mengganti yang sudah tua. Orang tua diminta membuat acara bazar lalu menawarkan bantuan untuk sekolah. Bazarnya bisa 2 - 3 kali sampai dananya cukup. misalnya harga bus 50.000 dollar.
Selain itu, buku-buku yang dipakai siswa tersedia di perpustakaan dan dapat dibawa pulang selama 1 semester. Buku yg perlu dibeli dibuat daftarnya oleh guru kelas dan disediakan di toko yang sudah ditunjuk. Buku-buku tersebut umumnya bersifat bacaan tambahan serta buku kerja untuk siswa, bukan buku teks. Mereka tdk menjual LKS karena setiap buku berisi LKS. Guru tinggal menyediakan LKS di kelas sejumlah siswa. Setiap sekolah dilengkapi dengan mesin foto copy dan guru menggandakan materi pelajaran sesuai dengan kebutuhannya setiap hari. Diakhir semester, siswa membundel LKS mereka untuk diserahkan kepada guru sebagai dokumen portofolio mereka.
Portofolio itu kebanggaan siswa dan dibawa pulang setelah diberi bintang oleh guru. Bahkan setiap hari siswa membawa bintang pulang ke rumah. Bisa 1, 2, 3 dst tergantung kualitas dia pada hari itu. Siswa akan merasa sedih jika guru tdk memberinya bintang pada hari itu.
Sistem Pendidikan Nasional kita masih menganut prinsip sentralisasi. Artinya semua kebijakan pendidikan yang ditetapkan pemerintah berlaku sama untuk anak bangsa dimanapun berada. Kurikulum Nasional kita belum mempertimbangkan keunikan wilayah, budaya, dan harapan pendidikan secara lokal. Kita ingin semua anak Indonesia belajar hal yang sama. Anak-anak Jakarta belajar mata pelajaran yang persis sama dengan anak-anak Papua. Akibatnya, anak-anak Papua tidak tertarik atau termotivasi.
Materi ajar kita dibuat seragam. Kualitas guru serta semua kompetensinya harus sama. Maka, guru yang berada di lokasi dimana informasi mudah mereka dapatkan akan berbeda dengan guru di tempat dimana informasi lambat. Sekolah di pelosok terseok-seok mengikuti kualitas sekolah dengan fasilitas yang lengkap dan mewah di kota. Tetapi pemerintah ingin agar hasilnya sama. Dampak terburuknya adalah sekolah di Indonesia selama bertahun-tahun mengejar nilai statistik dengan berbagai slogan. Mulai dari standar nasional hingga sekolah unggul dan sekolah model. Harapan orang tua, anak, guru dan sekolah adalah nilai yang baik untuk semua mata pelajaran. Tidak peduli bagaiamana caranya.
Sistem pendidikan di Indonesia berada dalam ranah politik. Ganti menteri ganti kebijakan. Beda dengan negara maju seperti Finlandia atau Australia, Singapore, Jepang dsb yang bersifat independen dari campur tangan pemerintah secara menyeluruh. Departemen Pendidikan kita adalah lahan empuk untuk para politisi . Karena itu mulai dari A - Z dibawa kendali pemerintah .
Anak-anak kita adalah anak-anak yang matang sebelum waktunya. Maka ketika menghadapi tantangan yang berbeda mereka sulit menyesuaikan diri. Negeri kita sulit melepaskan diri dari kelemahan yang kita rasakan sekarang.
Pendidikan di PT kita juga masih menganut prinsip lepaskan dan biarkan lulusan itu tumbuh dengan sendirinya. Karena itu perhatian utama pendidikan belum pada kualitas tapi masih pada kuantitas lulusannya. Program sertifikasi guru adalah cara paling mudah untuk mencari alasan legal memberikan tunjangan sertifikasi kepada guru. Pendidikan profesi guru hendaknya dimulai dari muara bukan di hulu. Rekomendasi bahwa seorang calon guru harus dari tempat dimana dia dididik dan di lokasi mana guru tersbut dilatih.
Pendidikan di Indonesia seharusnya bisa sangat baik. Jika kesadaran kolektifnya ada negara seperti jepang dan korea.. Sejak awal menetapkan pendidikan sebagai primadona pembangunan. Karena itu mereka secara kolektif bersepakat untuk memaksimalkan seluruh energi terbaik bangsanya ke arah itu. Penerimaan Mahasiswa LPTK pencetak guru seharusnya dilakukan tes psikologi apakah dia layak untuk jadi guru atau tidak. Itu juga tidak dapat dilakukan secara sempurna. Penerimaan mahasiswa kita tidak semuanya melewati saringan seperti itu. Sebagian tanpa saringan sama sekali.
Faktor terakhir yang membedakan pendidikan kita dengan Australia adalah lingkungan dan budaya. Maksud saya adalah Australia adalah negara yang menetapkan semua mall dan supermarket hanya buka dari jam 8 hingga jam 5 sore. Malam tutup. Sabtu dan Minggu semua supermarket tutup. Maka jangan harap ada anak-anak dan remaja berkeliaran di malam hari. Belanda bahkan mematikan lampu jalan jam 9 malam. Hanya restoran yang buka hingga jam 11 malam.
Kedua. Pekerjaan di negara maju relevan dengan kualifikasi pendidikan mereka dan itu secara otomatis. Artinya jika kualifikasi pendidikannya rendah, sulit baginya untuk menempati pekerjaan itu.
ketiga. Pemerintah menetapkan keadaan darurat bila kualitas pendidikan di satu wilayah menurun.
keempat. Pemerintah di Austalia menjadi pendidikan sebagai aset utama negerinya..maka jangan heran jika mereka menyediakan ribuan beasiswa untuk belajar disana. Dampak panjangnya adalah ilmu dan teknologi tumbuh pesat karena mahasiswa asing yang secara sengaja dilatih utk menemukan dan mengembangkan ilmu itu.
Sebagai contoh. Tema Ph. D saya adalah geopolymer. Bidang itu mulai dikenal di Australia awal tahun 2000. Dewasa ini, ada 4 perusahaan besar Australia yang sudah menjadikan geopolymer sebagai industri besar mereka. Mulai dari jalan raya, bangunan kampus, bandara, museum sampai teknologi tinggi. Saya pulang ke Indonesia dengan pengetahuan yang sulit diterapkan karena sistem yang tidak terbangun.
Cerdas dan licik, karena mereka menyiapkan terlebih dahulu bidang yang menjadi persaingan dunia. Kita menyadari itu sejak dini, persoalan kita adalah penyediaan universitas yang mampu bersaing dengan universitas dan sumber daya mereka. Karena masalah ini sebenarnya adalah masalah investasi untuk menjadikannya aset.
Bagaimana dengan biaya penelitian? contoh gampang, seorang Dosen di Aussie memperoleh dana penelitian per tahun minimal 20.000 dollar. Artinya hampir 2 milyar rupiah. Di Indonesia, dana tertinggi yang mungkin disediakan pemerintah adalah 250.000 rupiah. Maka tidak mungkin kita mampu bersaing.
Malaysia dari aspek riset dan publikasi jauh di atas kita. Mereka menyediakan beasiswa besar-besaran untuk putra/putri terbaik Indonesia. Mereka mendapat ilmu dan teknloginya.
Apa Perguruan Tinggi di Indonesia tidak mencari sponsorship dari dunia Industri? Ada juga tapi terbatas karena R&D kita masih belum berjalan dengan baik. Pihak industri belum yakin akan kualitas penelitian kita. Karena itu mereka membeli paten dari luar negeri.
Tgl 22 - 25 Jan 2017, 4 dosen dari Malaysia menjadi tamu MIPA. Saya mengundang mereka untuk bicara dihadapan mahasiswa dan dosen. Tujuan utamanya belajar dari pengalaman kolektif mereka.

Terakhir, Negara maju mengukur kemajuan bangsanya dari perbandingan pekerja profesional dengan pekerja kasar. Artinya, penduduk asli negeri itu harus lebih banyak menempati posisi strategis daripada penduduk pendatang. Karena itu mereka mempersilakan pekerja kasar masuk ke negeri mereka dan mendorong putra putri terbaik mereka memegan posisi strategis.
Seharusnya kita bisa seperti Malaysia. Silakan pekerja kasar dari Indonesia masuk. Level pembantu rumah tangga hingga dosen. Tetapi industri strategis mereka tetap dibawah kendali anak-anak bangsanya. 

sumber gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr8K8sY44falUyQ49eWmQzVtrGiM3Mw2fXywyc9yqGv6jDDHN3vkJiLrTQ2PHpLXumLIni-HDk5PMjWr4zzpL91oDnpL_HkmdFmUNZlpIyINfsMvCaqFkqQ4cdkrrqfp68qhFF7IsBX8Q/s1600/australia+2.jpg

SUMBER : Kuliah Online Fisika di grup Telegram "Physics Online Course" Alumni UNM yang di bawakan oleh Ayahanda Bapak Prof. Subaer, M.Phil, Ph.D, pada Hari Kamis, 12 Januari 2017 Pukul 20.00-23.30 Wita...

No comments:

Post a Comment

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog