Breaking News

Tuesday 24 January 2017

LISTRIK DINAMIS


A. Pengertian Arus Listrik dan Beda Potensial

1. Kuat Arus Listrik

Arus listrik merupakan besaran dengan lambang I. Pengukuran arus listrik dilakukan dengan cara memasangkan alat ukur arus secara seri dengan rangkaian. Jika 1 coulomb elektron lewat setiap detiknya maka kita katakan arusnya 1 ampere, jika 2 coulomb perdetik maka kita sebut sebagai 2 ampere.

1 ampere = 1 coulomb perdetik, Maka jika buat rumusan antara arus listrik, muatan yang dipindahkan dan waktu, maka kita peroleh persamaan :



Dengan:
I = kuat arus (A)
q = muatan (C)
t = waktu(s)

Contoh
Muatan sebesar 180 coulomb mengalir dalam 30 detik. Hitunglah kuat arus listriknya!
Jawab:
dik. Q = 180 C
         t = 30 sekon
Dit. I = .... ?


Satuan kuat arus adalah coulomb/sekon (C/s) atau Ampere(A). Satuan kuat arus yang lebih kecil adalah miliampere (mA) dan mikroampere (mA) : 1 mA = 0,001 A dan 1 mA = 0,000 001 A

Amperemeter adalah alat untuk megukur kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Amperemeter dipasang secara seri dengan hambatan dan lampu . Dengan demikian arus yang hendak diukur mengalir semua melalui amperemeter.

Arus listrik hanya terjadi dalam suatu rangkaian tertutup. Rangkaian tertutup adalah rangkaian yang tidak memiliki ujung pangkal. Di luar sumber tegangan, arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Sebaliknya, di dalam sumber tegangan, arus listrik mengalir dari kutub negatif ke kutub positif.

2. Beda Potensial Listrik

Aliran listrik terjadi karena elektron berpindah dari tempat yang potensialnya rendah ke tempat yang potensialnya tinggi. Meskipun arus listrik ditimbulkan oleh elektron, tetapi arah arus listrik berlawanan dengan arah gerak elektron.

Elektron bergerak dari potensial rendah menuju potensial tinggi. Sebaliknya, arus listrik mengalir dari potensial tinggi menuju potensial rendah.

Lambang V adalah beda potensial listrik disebut juga tegangan listrik atau voltase. Beda potensial dapat didefinisikan sebagai selisih potensial antara dua titik dalam suatu penghantar. Jika suatu penghantar memiliki potensial di titik A sebesar VA dan di titik B sebesar VB, dengan VB > VA, maka beda potensial antara titik A dan B atau VAB dapat ditulis sebagai:

3. Mengukur Kuat Arus Listrik

Kuat arus listrik mempunyai satuan ampere. Satu ampere didefinisikan sebagai banyaknya muatan yang mengalir setiap satu sekon. Untuk mengukur kuat arus listrik digunakan sebuah alat yang dinamakan amperemeter. Penggunaan amperemeter ini dihubungkan dengan kedua kutub baterai yaitu kutub positif dan kutub negatif sedemikian sehingga arus listrik dari baterai melewati amperemeter. Ketika amperemeter dihubungkan dengan baterai, jarum amperemeter tersebut akan bergerak. Hal ini menandakan bahwa baterai tersebut masih dapat mengeluarkan arus listrik dan rangkaiannya benar.

Bagian-bagian dari amperemeter adalah sebagai berikut:  



Dengan :
SU = Skala Ukur
BU = Batas Ukur
SM = Skala Maksimum
Jika melihat gambar di atas, maka kita peroleh, SU = 10, BU = 5 A, dan SM = 40. Maka hasil ukur pada pengukuran pada gambar di atas adalah:
Hasil Ukur = (10 x 5 A) / 40
                    = 1,25 A

B. Hukum OHM


1 comment:

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog